MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN PERORANGAN

Pengajaran kelompok kecil dan perorangan merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memungkinkan memberi kesempatan kepada setiap peserta didik dan menjalin hubungan yang lebih akrab antara guru dan peserta didik, maupun antara peserta didik dengan peserta didik lainnya.
1. PENGERTIAN
Mengajar kelompok kecil dan perorangan diartikan sebagai perbuatan guru dalam konteks belajar-mengajar yang hanya melayani 3-8 siswa untuk kelompok kecil, dan hanya satu orang untuk perorangan. Pada dasarnya bentuk pengajaran ini dapat dikerjakan dengan membagi kelas menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil .

2. CIRI-CIRI PENGAJARAN KELOMPOK KECIL DAN PERORANGAN
Mengajar kelompok kecil dan perorangan ditandai oleh ciri-ciri sebagai berikut :
 Terjadinya hubungan (interaksi) yang akrab dan sehat antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa.
 Siswa belajar sesuai dengan kecepatan, cara kemampuan dan minatnya sendiri.
 Siswa mendapat bantuan dari guru sesuai dengan kebutuhannya.
 Siswa dilibatkan dalam penentuan cara-cara belajar yang akan ditempuh dan alat yang akan digunakan .

3. PERANAN GURU
Dalam pengajaran kelompok kecil dan perorangan maka guru berperan sebagai :
 Organisator kegiatan belajar mengajar.
 Sumber informasi bagi siswa.
 Pendorong bagi siswa untuk belajar.
 Orang yang mendiagnosa kesulitan siswa serta memberikan bantuan yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
 Penyedia materi dan kesempatan belajar bagi siswa.
 Peserta kegiatan yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama seperti siswa lainnya; ini berarti guru ikut menyumbangkan pendapatnya untuk memecahkan masalah atau mencari kesempatan bersama sebagaimana siswa lain melakukannya.

4. KOMPONEN KETERAMPILAN
Ada empat komponen keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan yang harus dikuasai oleh guru, yang terdiri dari :
a. Keterampilan Mengadakan Pendekatan Secara Pribadi
Prinsip yang penting dalam pengajaran kelompok kecil dan perorangan adalah terjadinya hubungan yang akrab antara guru dan siswa. Suasana ini dapat diciptakan dengan cara :
 Menunjukkan kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan siswa.
 Memberikan respon secara positif terhadap pikiran siswa.
 Membangun hubungan saling mempercayai.
 Menunjukkan kesiapan untuk membantu siswa tanpa kecendrungan mengambil alih atau mendominasi tugas siswa.
 Mendengarkan dengan rasa simpati.
 Menerima perasaan siswa dengan penuh pengertian dan keterbukaan.
 Berusaha mengendalikan situasi sehingga siswa merasa aman, merasa dibantu, serta merasa menemukan alternatif pemecahan masalah yang dihadapi.

b. Keterampilan Mengorganisasi
Keterampilan yang diperlukan dalam paran guru sebagai organisator selama pelajar berlangsung adalah :
 Memberikan orientasi umum tentang tujuan, tugas atau masalah-masalah yang akan dipecahkan bersama.
 Memvariasikan kegiatan yang mencakup penetapan rangan kerja, peralatan, cara kerja, aturan, dan waktu.
 Membentuk kelompok yang tepat pada berbagai tugas dan kebutuhan siswa.
 Mengkoordinasikan kegiatan dengan cara melihat kemajuan serta penggunaan materi dan sumber sehingga dapat memberikan bantuan dengan tepat.
 Membagi-bagi perhatian kepada berbagai tugas dan kebutuhan siswa sehingga guru siap datang membantu siapa saja yang memerlukannya.
 Mengakhiri kegiatan dengan suatu kulminasi yang dapat berupa laporan hasil dan kesimpulan dari sebuah kegiatan.

c. Keterampilan Membimbing dan Memudahkan Belajar
Keterampilan ini diperlukan untuk membantu siswa maju tanpa mengalami frustasi, adapun beberapa keterampilan yang dapat menunjang adalah:
 Memberikan penguatan.
 Mengembangkan supervisi proses awal, yang dikerjakan dengan tujuan melihat apakah siswa sudah bekerja sesuai dengan arah, memberikan bantuan bila diperlukan dan lain sebagainya.
 Mengadakan supervisi lanjut, dikerjakan setelah kegiatan berjalan lama, dan sifatnya selektif. Interaksi yang muncul dapat berupa memberikan bimbingan tambahan, melibatkan diri sebagai peserta untuk memotivasi siswa, memimpin diskusi, dan sebagai katalosator.
 Mengadakan supervisi pemaduan, dikerjakan untuk mengetahui dan menilai sejauh mana tujuan telah dapat dicapai dalam rangka menyiapkan pelaksanaan rangkuman, dan pemantapan. Pada akhirnya siswa dapat saling belajar serta memperoleh wawasan yang menyeluruh tentang kegiatan tersebut.

d. Keterampilan Merencanakan dan Melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar
Keterampilan ini meliputi :
 Membantu siswa menetapkan tujuan pelajaran.
 Merencanakan kegiatan belajar bersama siswa.
 Berperan sebagai penasehat bagi siswa bila perlu.
 Membantu menilai pencapaian dan kemajuan sendiri.

Dalam hal ini beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah :
1) Guru yang biasa mengajar secara klasikal, sebaliknya mulai dari mengajar kelompok kecil dan kemudian perorangan.
2) Tidak semua topik dapat dipelajari secara efektif dalam kelompok kecil maupun perorangan.
3) pengorganisasian siswa, sumber materi, serta waktu, merupakan langkah pertama yang perlu diperhatikan oleh guru.
4) Kegiatan pembelajaran harus diakhiri dengan kulmunasi.
5) Dalam pengajaran perorangan, guru perlu mengnal siswa secara pribadi.

5. CARA MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN PERORANGAN
Keterampilan ini dapat dilakukan dengan cara berikut :
 Mengembangkan keterampilan dalam pengorganisasian dengan memberikan motivasi dan membuat variasi dan membuat variasi dalam pemberian tugas.
 Membimbing dan memudahkan belajar, yang mencakup penguatan, proses awal, supervisi dan interaksi dalam pemberian tugas.
 Perencanaan penggunaan ruangan.
 Pemberian tugas yang jelas, menantang dan menarik.

Khusus dalam melakukan pembelajaran perorangan perlu diperhatikan kemampuan dan kematangan berfikir peserta didik agar apa yang disampaikan dapat diserap dan diterima oleh peserta didik.
Mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan bentuk mengajar klasikal biasa yang memungkinkan guru dalam waktu yang sama menghadapi beberapa kelompok kecil yang belajar secara kelompok dan beberapa orang siswa yang belajar secara perorangan. Hal ini ditandai dengan adanya hubungan interpersonal yang lebih akrab dan sehat antara siswa dengan guru, adanya kesempatan bagi siswa untuk belajar sesuai dengan kemampuan, minat, cara dan kecepatannya, adanya bantuan dari guru, adanya keerlibatan siswa dalam merencanakan kegiatan belajarnya, serta adanya kesempatan bagi guru untuk memainkan berbagai peran dalam kegiatan pembelajaran, menumbuh kembangkan semangat saling membantu, mencurahkan perhatian guru pada cara belajar siswa tertentu sehingga dapat menemukan cara pendekatan belajar yang sesuai bagi siswa tersebut.

6. PENTINGNYA GURU MENGUASAI KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN PERORANGAN
Mengapa keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan perlu dikuasai oleh guru? Pertanyaan tersebut barangkali mengusik pikiran kita, cobalah pehatikan alasan-alasan berikut :
 Pada dasarnya murid mempunyai kemampuan dan cara belajar yang berbeda. Dalam pengajaran klasikal, guru memperlakukan murid dengan cara yang sama, sehingga perbedaan kemampuan, dan cara belajar murid hampir tidak pernah mendapat perhatian. Pengajaran secara klasikal memang perlu dilakukan agar murid menyadari bahwa tidak semua kebutuhannya dapat dipenuhi. Namun haruslah dicari alternatif atau cara lain agar siswanya juga dapat belajar sesuai dengan kemampuan dan cara yang dipilihnya, dan pengajaran kelompok kecil dan perorangan dapat memenuhi kebutuhan itu.
 Pengajaran kelompok kecil dan perorangan memungkinkan terjadinya hubungan antar pribadi yang lebih akrab dan sehat antar guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa. Guru dapat memberikan perhatianlebih banyak pada siswa yang memerlukan dan bahkan dapat membuat siswa lebih percaya diri.
 Kadang-kadang siswa dapat lebioh mudah belajar dengan cara mengajar temannya atau dengan cara belajar bersama temannya seperti mengerjakan tugas bersama dan bertukar pendapat. Pengajaran kelompok kecil dan perorangan memungkinkan hal demikian terjadi.
 Kegiatan kelompok kecil memungkinkan siswa terlibat lebih aktif dalam belajar, sehingga tanggungjawab siswa dalam belajar juga menjadi lebih besar.bekerja didalam kelompok memungkinkan siswa untuk membangun kebiasaan bekerjasama, tenggang rasa dan saling menghargai. Disamping itu sifat kepimpinannya dapat berkembang karena bekerja dalam kelompok memerlukan seseorang sebagai pemimpin kelompok.
 Sejalan dengan kegiatan kelompok, kegiatan individual atau perorangan juga mempunyai berbagai kekuatan. Dengan belajar sendiri, siswa akan memiliki rasa tanggungjawab belajar yang lebih besar, disamping ia dapat belajar sesuai dengan kebutuhannya sendiri, misalnya jika siswa sudah mampu memecahkan soal-soal berhitung yang diberikan guru, ia dapat langsung mengerjakan tugas lain seperti membantu temannya, memecahkan soal yang lebih sukar, atau belajar dipustaka.

7. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Dalam menerapkan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan ini maka perlu diperhatikan hal-hal berikut ini:
 Tidak semua topik dapat dikerjakan dalam kelompok kecil dan perorangan. Hal yang bersifat umum seperti pengarahan, penjelasan umum atau hal-hal yang berupa informasi sebaiknya dinerikan dalam bentuk pengajaran yang klasikal (kelas besar).
 Dalam pengajaran kelompok, maka langkah pertama yang harus dikerjakan oleh guru adalah mengorganisasikan siswa, sumber, materi, ruangan serta waktu yang diperlukan. Langkah ini merupakan langkah yang sangat menentukan keberhasilan kegiatan berikutnya.
 Kegiatan kelompok kecil yang efektif harus diakhiri dengan kulminasi (puncak kegiatan) yang dapat berupa laporan, rangkuman, pemantapan atau sejenisnya yang memungkinkan siswa saling belajar.
 Dalam pengajaran perorangan guru perlu mengebak siswanya secara pribadi sehigga kondisi belajar dapat diatur dengan cepat.
 Kegiatan dalam pengajaran perorangan dapat berupa kerja bebas dengan bahan atau petunjuk yang telah disiapkan oleg guru dan belajar mandiri sesuai dengan jadwal kegiatan. Belajar perorangan dapat dilanjutkan dengan kegiatan kelompok kecil, kegiatan klasikal, atau berakhir dengan supervisi langsung dari guru .

0 Response to "MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN PERORANGAN"

Posting Komentar