A. Pengertian Mengelola Kelas
Pengolahan kelas dapat didefinisikan dengan berbagai cara tergantung dari pendektan yang dianut.
1. Pendekatan Oteroriter mendefinisikan pengolahan kelas sebagai seperangkat kegiatan yang dilakukan guru untukmenegakan dan memelihara aturandidalam kelas. Ini berarti bahwa para penganut pendekatan ini memandang pengelolaan kelas sebagai proses mengontrol prilaku siswa.
2. Pendekatan Permisif, sebagai lawan dari pendekatan otoriter mendefinisikan pengelolaan kelas sebagai usaha guru untuk memaksimalkan kebebasan siswa. Membantu siswa merasakan kebebasan murid untuk melakukan apa yang mereka inginkan merupakan peran utama guru didalam kelas. Pandangan ini bertentangan dengan arti pengelolaan itu sendiri.
3. Pendekatan Modifikasi tingkah laku mendefinisikan pengelolaan kelas sebagai serangkaian kegiatan guru untuk meningkatkan munculnya prilaku yang baik, dan mengurangi munculnya prilaku yang tidak diharapkan. Penganut pendekatan ini memandang pengelolaan kelas sebagai proses pengubahan tingka laku.
4. Definisi keempat berangkat dari asumsi proses belajar dapat dimaksimalkan dalam iklim kelas yang positif. Oleh kerena itu, penganut asumsi ini beranggapan bahwa pengelolaan kelas merupakan proses penciptaan iklim sosio- emosional yang positif dibelakang kelas. Sejalan dengan asumsi ini, pengelolaan kelas didefinisika sebagai seperangkat usaha guru untuk mengembangkan hubungan interpersonal yanh baik dan iklim sosio-emosional kelas yang positif.
5. Definisi kelima berdasarkan pada asumsi bahwa prilaku siswa sebagai kelompok kelas mempunyai pengaruh pada terjadinya pembelajaran. Oleh kerena itu,guru berperan untuk menguatkan perkembangan kelompok yang efektif. Sejalan dengan pandangan ini pengelolaan kelas didefinisikan sebagai usaha guru untuk membangun dan memelihara organisasi kelas yang efektif.
B. Kegiatan Pengolahan dan Kegiatan Instruksional
Pada umumnya di dalam kegiatan pembelajaran terjadi 2 kegiatan yang berbeda yaitu kegiatan pengelolaan dan kegiatan intruksional. kegiatan pengelolaan adalah kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan, memelihara, atau mengembalikan kondisi yang memungkinkan terjadinya kegiatan pembelajaran yang efektif, seperti membuat aturan/tata tertip kelas, atau pengembangan hubungan yang sehat dan akrab antara guru-siswa dan siswa-siswa. Sedangkan kegiatan intruksional adalah kegiatan yang diarahkan untuk membantu memberikan penjelasan, mendiagnosis kesulitan belajar atau menyusun lembaran kerja. .
Penggunaan didalam kelas
Penggunaaan komponen di dalam kelas mempunyai beberapa tujuan, yang antara lain adalah :
1. Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu terhadap tingkah lakunya.
2. membantu siswa untuk mengerti tingkah lakuyang sesuai dengan tata tertib kelas, dan memahami bahwa teguran guru merupakan suatu peringatan dan bukan kemarahan.
3. Menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri dalam tugas serta bertingkah laku yang sesuai dengan aktifitas kelas.
C. Prinsip Penggunaan
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan komponen keterampilan mengelola kelas adalah :
a. Kehangatan dan keantusiasan.
b. Penggunaan bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan gairah belajar siswa.
c. Perlu dipertimbangkan penggunaan variasi media, gaya mengajar, dan pola interaksi.
d. Diperlukan keluwesan tingkah laku guru dalam mengubah strategi mengajarnya untuk mencagah gangguan-gangguan yang timbul.
e. Penekanan hal-hal yang positif dan minghindari pemusatan perhatian siswa pada hal-hal negatif.
f. Mendorong siswa untuk mengembangkan disiplin diri sendiri dengan cara memberi contoh dalam perbuatan guru sehari-hari.
D. Komponen-komponen Keterampilan
Ketempilan mengelola kelas dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu keterampilan yang bersifat preventif dan dan keterampilan bersifat represif.
1. Keterampilan yang Bersifat Preventif
Sesuai dengan sifatnya, keterampilan ini mencakup kemampuan guru untuk mencagah terjadinya gangguan sehingga kondisi belajar yang optimal dapat diciptakan dan dipelihara. Untuk mewujudkan kemampuan ini, guru harus mampu mengambil prakarsa dalam mengendalikan kegiatan pembelajaran sehingga gangguan-gangguan yang dapat menurunkan atau merusak kondisi belajar tidak sempat muncul.
Usaha untuk mencegah munculnya gangguan-gangguan tersebut antara lain sebagai berikut :
a. Menunjukan sikap tanggap
Sikap tanggap terhadap suatu objek berarti adanya kesadaran yang muncul secara cepat dalam diri seseorang tentang perubahan yang terjadi pada objek tersebut. Sejalan dengan pengertian tersebut, maka sikap tanggap yang dimiliki guru terhadap situasi kelasnya akan memungkinkan guru mengetahui dengan cepat adanya perubahan-perubahan di dalam kelas. Misalnya, jika ada siswa yang tidak memperhatikan pelajaran, guru segera mengatasinya. Sikap tanggap dapat ditunjukkan dengan berbagai cara, antara lain sebagai berikut :
1) Memandang secara seksama
Guru dapat memandang siswa dengan seksama untuk melakukan interaksi dengan siswa baik secara individual maupun secara kelompok. Dengan pandangan yang seksama ini, siswa akan merasa diperhatikan sehingga tidak akan minimbulkan gangguan.
2) Gerak mendekati
Disamping sebagai penguatan dan tujuan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan, gerak mendekati yang dilakukan dengan tepat yang menunjukkan kesiagaan dan perhatian guru terhadap kegiatan belajar siswa.
3) Memberikan pernyataan
Sikap tanggap guru dapat juga dikomunikasikan dengan pernyataan kesiapan guru untuk memulai kegiatan atau memberi respon. Misalnya setelah menjelaskan suatu konsep, guru berkata : “Anak-anak ada yang bertanya?” dengan cara ini, kelas yang agak ribut akan berubah menjadi tenang karena mereka (anak-anak) dituntut untuk memikirkan pertanyaan.
4) Memberikan reaksi terhadap gangguan dan ketak acuhan siswa
Jika guru menyadari ada siswa yang mengganggu atau tidak acuh terhadap pelajaran, guru memberikan reaksi berupa teguruan halus yang jelas sasarannya dan dilakukan pada saat yang tepat.
Contoh : tona, apa ada yang tidak beres?” kata guru kepada tono yang memainkan tali sepatunya.
b. Membagi perhatian
Dalam mengelola kegiatan pembelajaran guru dituntut mampu membagi perhatiannya kepada semua siswa. Kemampuan ini hanya dapat ditunjukan secara verbal maupun secara visual.
1) Secara verbal
Perhatian guru terhadap kegiatan siswa dinyatakan dengan komentar, meskipun ketika itu guru sedang memimpin / membantu kelompok / siswa lain.
2) Secara visual
Adanya perhatian guru terhadap kegiatan siswa ditunjukkan dengan mengalihkan pandangan dari satu kegiatan kegiatan lain, baik kegiatan kelompok maupun kegiatan individual. Kemampuan guru untuk membagi perhatian kepada seluruh siswa menyebabkan siswa merasa bahwa apa yang dikerjakanya selalu diperhatikan oleh guru.
c. Memusatkan perhatian kelompok
Keterlibatan dalam kegiatan belajar dapat dipertahankan jika guru mampu secara terus menerus memusatkan perhatian kelas kepada tugas yang diberikan. Memusatkan perhatian dapat dilakukan dengan berbagai cara lain sebagai berikut :
1) Menyiagakan siswa
Sebelum melakukan tugas, siswa “diasiagakan” terhadap tugas yang akan dikerjakan dengan menciptakan situasi yang menarik atau menantang, yangberkaitan dengan tugas yang akandikerjakan / dibahas.
2) Menuntut tanggung jawab siswa
Cara menuntut guru untuk bersikap tegas terhadap segala keputusan / kesepakatan yang telah dikomunikasikan kepada siswa. Artinya, setiap memberikan tugas, siswa harus tahu dengan pasti bukti apa yang harus diunjukannya bahwa ia telah mengerjakan tugas tersebut. Misalnya apakah siswa harus membuat laporan tertulis, melapor kepada kelas, atau mrnunjukkan hasil kerjanya kepada seluruh kelas. Tegasnya, guru jangan lupa “menagih” bukti bahwa siswa telah bekerja.
d. Memberikan petunjuk yang jelas
Petunjuk yang jelas, singkat, mudah dimengerti oleh siswa akan sangat membantu kelancaran tugas yang harus dikerjakan oleh siswa hingga kondisi belajar dapat dioptimalkan. Petunjuk yang kurang jelas, bertele-tele dengan bahasa yang kacau akan menyebabkan kebinggungan dan frustasi sehingga gangguan mudah muncul. Misalnya, jika kelas dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil dengan petunjuk kerja yang kurang jelas, maka kelompok akan menghabiskan waktu untuk membahas apa yang harus dikerjakan.
e. Menegur
Ada kalanya, guru tidak berhasil menciptakan kondisi belajar yang maksimal dengan cara-cara yang yang disebutkan diatas. Dalam hal ini, guru dapat menegur siswa. Teguran yang efektif haruslah tegas dan jelas tertuju kepada siswa tertentu, tidak kasar, tidak menyakitkan, tidak bersifat menghina, dan tidak merupakan ocehan atau ejekan. Guru harus ingat bahwa teguran mempunyai pengaruh bagi siswa lain. Untuk menghindari pengaruh negatif dari teguran, guru dan siswa dapat membuat aturan bersama, sehingga teguran hanya berupa “mengingatkan” siswa akan aturan yang telah disepakati.
f. Memberi penguatan
Penguatan terutama diberikan kepada siswa yang sering mengganggu, tetapi suatu ketika bertingkah laku yang baik. Pengutan ini diberikan atas perilakunya yang baik tersebut, sedangkan ketiaka ia sering mengganggu ia ditegur. Dengan demikian penguatan diaharapkan mendorong siswa selalu berperilaku yang baik, sehingga dapat diajadikan contoh oleh teman-temannya.
2. Keterampilan yang Bersifat Represif
Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan guru untuk mengatasi gangguan yang muncul secara berkelanjutan, sehingga kondisi kelas yang terganggu dapat dikembalikan menjadi kondisi yang optimal. Ada tiga pendekatan yang dapat diterapkan oleh guru dalam nengatasi ganggunan bekelanjutan, yaitu : modifikasi tingkah laku, pengelolaan kelompok, dan menemukan serta mengatasi tingkah laku yang menimbulkan masalah.
a. Memodifikasi tingkah laku
Pendekatatan ini memandang bahwa tingkah lakudapat dipelajari melalui kebiasaan. Guru dapat mengubah tingkah laku siswa melalui penguatan untuk menigkatkan terjadinya tingkah laku yang diaharapkan serta melalui hukuman yang bertujuan mengurangi / menghilangkan tingkah laku yang tidak diaharapkan. Untuk melakukan hal tersebut, guru dapat menempuh berbagai cara berikut :
1) Meningkatkan tingkah laku yang diinginkan dengan cara memberi penguatan pada tingkah laku siswa yang yang merupakan bagian dari tingkah laku yang diinginkan.
2) Meningkatkan tingkah laku baru jika aspek tingkah laku yang diinginkan tidak muncul, dengan cara memberi tuntunan (shaping) atau dengan memberi contoh (modelling). Misalnya, untuk tingkah laku yang konpleks seperti merakit satu alat yang rumit, guru memberi tuntunan, untuk tingkah laku yang lain seperti cara berkomunikasi yang sopan, guru memberi contoh.
3) Mnegurangi / menghilangkan tingkah laku yang tidak diinginkan, yang dapat dilakukan dengan cara-cara berikut :
a) Penghapusan penguatan (extinction)
Dengan cara ini, guru mengalihkan perhatian dari tingkah laku yang biasa dibiarkan, menjadi tidak diterima lagi dengan maksid agar perilaku siswa berubah. Misalnya, jika ditetapkan bahwa siswa yang terlambat 5 menit harus melapor dulu kepada guru piket sebelum masuk kelas, maka guru saharusnya tidak mengizinkan siswa yang terlambat masuk kelas tanpa melapor meskipun sebelumnya guru bisa mengizinkannya.
b) Memberi hukuman
Hukuman harus diberikan secara hati-hati karena dampak negatifnya sangat besar. Dalam memberi hukuman, guru harus ingat berbagai faktor / prinsip, antara lain : (1) hukuman harus diberikan segara setelah tingkah laku menyimpang terjadi, (2) hukuman harus beralasan, (3) terdapat hubungan positif antara guru dengan siswa, (4) ada tingkah laku yang alternatif yang perlu dipertimbangkan untuk diberi penguatan, serta (5) hukuman yang harus dilakukan secara pribadi, tidak didepan umum.
c) Menambahkan kesempatan (time out)
Guru membatalkan kesempatan siswa tertentu untuk mengikuti kegitan karena ia sering mengganggu. Misalnya ia dipindahkan ke ruang kepala sekolah untuk bekerja sendiri, sementara kelasnya melakukan keigiatan yang sangat disukainya.
d) Pengurangan hak (response cost)
Dengan cara ini siswa yang sering mengganggu tidak sepenuhnya diizinkan untuk mengikuti kegiatan, atau haknya untuk menerima penguatan dikurangi. Misalnya, jika ada siswa yang biasanya diizinkan untuk meninggalkan pelajaran karena mengikuti suatu perlombaan, maka jika ia ternya sering menimbulkan gangguan dikelas, maka haknya untuk mengikuti perlombaan dikurangi.
Time out dan response cost sebaiknya diberlakukan untuk jangka waktu yang pendek saja.
b. Pengolahan kelompok
Pendekatan ini beranggapan bahwa kelas merupakan kelompok masyarakat kecil, sihingga masalah-masalah yang muncul sebaiknya diselesaikan malalui kelompok. Untuk melakukan hal ini, guru harus memiliki dua keterampilan berikut :
1) Memperlancar tugas-tugas, dengan cara :
a) Mempererat kerja sama
b) Memetapkan aturan kerja
c) Memperbaiki kondisi melalui pemecahan masalah dalam kondisi kelas dan
d) Memodifikasi kondisi kelas
2) Memelihara kegiatan kelompok, dengan cara :
a) Memlihara dan memulihkan semangat siswa
b) Menangani konflik yang muncul, dan
c) Memperkecil masalah pengelolaan
c. Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah pendekatan ini berdasarkan pada 2 asumsi yaitu :
1) Tingkah laku yang menyimpang merupakan gejala yang bersumber dari sejumlah sebab dan
2) Luasnya tindakan yang akan diambil untuk mengidentifikasi dan memperbaiki sebab-sebab dasar tersebut, sangat menentukan berkurangnya tingkah laku yang menyimpang tersebut. Untuk menerapkan pendekatan ini, guru terlebih dahulu harus mampu mengidentifikasi penyebab munculnya tingkah laku yang menyimpang agar dapat menangani masalah secara cepat dan tepat.
Menemukan dan mengatasi perilaku yang menimbulkan masalah dapat dilakukan dengan :
• Pengabaian yang direncanakan
• Campur tangan dengan isyarat
• Mengawasi secara ketat
• Mengakui perasaan negatif peserta didik
• Mendorong peserta didik untuk mengungkapkan perasaannya
• Menjauhkan benda-benda yang dapat menganggu konsentrasi
• Menyusun kembali program belajar
• Menghilangkan ketenganggan dengan humor
• Mengekang secara fisik.
E. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
Agar mampumengelola kelas secara efektif, guru harus memperhatikan berbagai hal berikut :
1. Kehangatan dan keantusiasan guru sangat berperan dalam menciptakan iklim kelas yang menyenagkan.
2. Kata-kata dan tindakan guru yang dapat mengugah siswa untuk belajar dan berperilaku baik akanmengurangi kemungkinan bermunculnya perilaku yang menyimpang.
3. Penggunaan variasi dalam mengajar dapat mengurangi terjadinya gangguan.
4. Keluwesan guru dalam kegiatan pembelajaran dapat mencegah munculnya gangguan.
5. Guru harus selalu menekankan hal-hal yang positif dan menghindari pemindahan perhatian pada hal-hal yang negatif.
6. Guru handaknya mampu menjadi contoh dalam menanamkan disiplin dari sendiri.
7. Guru hendaknya menghindari terjadinya hal-hal berikut :
a. Mencampuri kegiatan siswa, secara berlebihan.
b. Kelenyapan, yaitu berhantinya satu penjelasan atau kegiatan yang seharusnya masih berlangsung. Hal ini misalnya terjadi karena guru kehabisan kata-kata ketika menjelaskan, sehingga siswa harus menunggu.
c. Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan, karena hal ini menyebabkan kegiatan tidak tuntas.
d. Penyimpangan yang berlarut-larut dari pokok pembahasan (misalnya menceritakan humor yang tidak ada kaitannya dengan pelajaran).
e. Bertele-tele, yaitu mengulangi hal-hal tertentu sampai membosankan.
f. Mengulangi penjelasan mengulangi penjelasan yang tidak perlu, karena akan menghambat jalannya kegiatan.
F. Hal-hal yang Harus Dihindari
Beberapa kekeliruan yang perlu dihindari guru dalam memperaktekkan keterampilan mengelola kelas :
a. Campur tangan yang berlebihan : perbuatan ini ditandai dengan kementar verbal guru yang berlabihan, yang “memaksakan dirinya masuk” atau mencampuri secara tidak dihendaki dalam kegiatan siswa.
b. Kelenyapan : perbuatan yang menunjukkan adanya kelenyapan dilihat pada tingkah laku guru gagal dalam melengkapi suatu instruksi, petunjuk, atau komentar, sehingga penyajiannya menjadi terhenti untuk beberapa saat. Yang sifatnya menjadi mengganggu.
c. Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan : kekeliruan ini timbul bilamana guru memulai suatu aktivitas tanpa mengakhiri secara tuntas aktivitas sebelumnya. Dapat pula dia menghentikan kegiatan yang pertama dan memulai kegiatan yang berikutnya, kemudian kembali lagi kepada kegiatan pertama.
d. Penyimpangan : penyimpangan terjadi karena guru sedemikian asyik membicarakan sesuatu kegiatan yang keluar dari tujuan pembelajaran.
e. Bertele-tele : kesalahan ini terjadi karena guru : (1) selalu mengulang –ulang hal tertentum (2) memperpanjang keterangan, (3) mengubah suatu teguran yang sederhana menjadi ocehan yang bekepanjangan.
f. Suatu teguruan yang tidak perlu : kekeliruan ini ditanai oleh kegiatan guru yang membagi petunjuk secara terpisah dalam setiap kelompok, yang sebenarnya petunjuk tersebut dapat diberikan secara klasikal.
G. Aspek-aspek Pengelolaan Kelas
Kegiatan-kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam pengelolaan kelas antara lain:
1) Mengecek kehadiran siswa
2) Mengumpulkan hasil pekerjaan siswa, memeriksa dan menilai hasil pekerjaan tersebut.
3) Pendistribusian bahan dan alat
4) Mengumpulkan informasi dari siswa
5) Mencatat data
6) Pemeliharaan arsip
7) Menyampaiakan materi pelajaran
8) Memberikan tugas / PR
Hal-hal yang perlu diperhatikan para guru, khususnya guru baru dalam pertemuan pertama degan siswa dikelas adalah sebagai berikut:
1) Ketika bertemu dengan siswa, guru harus:
a. Bersikap tenang dan percaya pada diri sendiri.
b. Tidak menunjukan rasa cemas
c. Memberikan salam lalu memperkenalkan diri
d. Memberikan format isian tentang data pribadi siswa, atau guru menyuruh siswa menulis riwayat hidupnya secara singkat.
2) Guru memberikan tugas kepada siswa dengan tertib dan lancar
3) Mengatur tempat duduk siswa secara tertib dan teratur
4) Menentukan tata cara berbicara dan tanya jawab
5) Membuat denah kelas (tempat duduk siswa)
6) Bertindak disiplin baik terhadap siswa maupun terhadap diri sendiri.
H. Pendekatan Dalam Pengelolaan Kelas
Dalam melaksanakan pegelolaan kelas guru dapat menggunakan beberapa pendekatan, pendekatan tersebut antara lain:
1. pendekatan komando/perintah
2. pendekatan pemberian sanksi (intimidasi)
3. Pendekatan demokratif (permisif)
4. Pendekatan akal sehat
5. Pendekatan instruksional
6. Pendekatan motivasi
7. Pendekatan sosio-emosional
8. Pendekatan kerja kelompok.
Adapun tugas-tugas guru dalam mengelola kelas adalah sebagai berikut:
- Mengarahkan usaha-usaha guru itu sendiri
- Mengadakan kerja sama antar guru
- Membimbing anak-anak yang susah menyesuaikan diri
- Memodifikasi perilaku anak dalam kelas agar cocok akan kebutuhan-kebutuhan program pendidikan
- Untuk keperluan pengarahan dan pembimbingan guru harus melakukan persuasi, membangkitkan kata hati dan moral murid-murid
- Memberi hadiah, dan hukuman, mengontrol kelas dengan hukuman terselubung agar tidak ditentang terang-terangan oleh anak-anak.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS"
Posting Komentar